Jumat, 19 September 2014

KONSEP KETUHANAN







BAB I

A.    Sejarah Pemikiran Manusia Tentang Tuhan
Pada mulanya, manusia menciptakan satu Tuhan yang me- rupakan Penyebab Pertama bagi segala sesuatu dan Penguasa langit dan bumi. Dia tidak terwakili oleh gambaran apa pun dan tidak memiliki kuil atau pendeta yang mengabdi kepadanya. Dia terlalu luhur untuk ibadah manusia yang tak memadai. Perlahan- lahan dia memudar dari kesadaran umatnya. Dia telah menjadi begitu jauh sehingga mereka memutuskan bahwa mereka tidak lagi menginginkannya. Pada akhirnya dia dikatakan telah menghilang.
Telah ada suatu monoteisme primitif sebelum manusia mulai menyembah banyak dewa. Pada awalnya mereka mengakui hanya ada satu Tuhan Tertinggi, yang telah menciptakan dunia dan menata urusan manusia dari kejauhan. Kepercayaan terhadap satu Tuhan Tertinggi (kadang- kadang disebut Tuhan Langit, karena dia diasosiasikan dengan ketinggian) masih terlihat dalam agama suku-suku pribumi Afrika. Mereka mengungkapkan kerinduan kepada Tuhan melalui doa; percaya bahwa dia mengawasi mereka dan akan menghukum setiap dosa.
Menurut pemikiran barat, ada 5 proses perkembangan pemikiran manusia tentang tuhan , yaitu dinamisme , animisme, politeisme , henoteisme dan terakhir monoteisme .
Dinamisme adalah paham dimana dulu manusia percaya pada kekuatan magis dalam bentuk benda benda yang dianggap keramat . Menurut paham ini manusia sejak jaman primitive telah mengakui adanya kekuatan yang berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut ditujukan kepada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh kepada manusia ada yang pengaruh positif adapula yang pengaruh negative. Kekuatan yang ada pada benda disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah (melayu),  dan syakti (India). Mana adalah kekuatan yang gaib yang tidak dapat dilihat atau diindrakan dengan panca indra. Oleh karena itu dianggap sebagai suatu yang misterius. Miskipun mana tidak dapat diindrakan, tetapi dapat dirasakan pengaruhnya.
Animisme adalah paham yang mengajarkan mempercayaai adanya roh dalam hidup . Oleh masyarakat primitive, roh dipercaya sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa senang, rasa tidak senang, serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan senang apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini agar manusia tidak terkenan efek negative dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan kebutuhan roh. Saji-sajian berdasarkan petuah dukun adalah salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan roh.
Politeisme adalah paham yang mempercayai dan menganggap banyak dewa sebagai Tuhan, sehingga dewa tersebut dipuja dan disembah oleh manusia . Sedangkan henoteisme adalah dari banyak dewa , kemudian dipilih dewa yang paling kuat dan dianggap sebagai Tuhan. Terakhir adalah monoteisme. Monoteisme adalah paham yang percaya hanya pada satu tuhan untuk seluruh manusia.
Menciptakan tuhan tuhan – tuhan telah sejak lama dilakukan oleh manusia. Ketika satu ide keagamaan tidak lagi efektif, maka ia segera akan diganti. Ide-ide ini diam-diam sirna, seperti ide tentang Tuhan Langit, tanpa menimbulkan banyak kegaduhan. Dalam era kita sekarang ini, banyak orang akan mengatakan bahwa Tuhan yang telah disembah berabad-abad oleh umat Yahudi, Kristen, dan Islam telah menjadi sejauh Tuhan Langit. Sebagian lainnya bahkan dengan terang-terangan mengklaim bahwa Tuhan telah mati. Yang jelas dia tampak telah sirna dari kehidupan semakin banyak orang, terutama di Eropa Barat. Mereka berbicara tentang suatu "lubang yang pernah diisi oleh Tuhan" dalam kesadaran mereka karena, meski tampak tak relevan bagi sekelompok orang, dia telah memainkan peran krusial dalam sejarah kita dan merupakan salah satu gagasan terbesar umat manusia sepanjang masa. Untuk memahami apa yang telah hilang dari kita itu—jika memang dia telah hilang—kita perlu melihat apa yang dilakukan manusia ketika mereka mulai menyembah Tuhan ini, apa maknanya, dan bagaimana dia dipahami. Untuk melakukan itu, kita perlu menelusuri kembali dunia kuno Timur Tengah, tempat gagasan tentang Tuhan kita secara perlahan tumbuh sekitar 14.000 tahun silam.

B.    Konsep Ketuhanan Dalam Beberapa Perspektif Kepercayaan dan Agama
B.1 Kristen
            Konsep ketuhanan dalam agama kristen adalah Trinitas. Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin Iman Kristen yang mengakui Satu Allah Yang Esa, namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa dan Putra dan Roh Kudus, di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan sama kemuliaannya. Istilah Tritunggal mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah "pribadi" dalam bahasa Yunani adalah hupostasis, diterjemahkan ke Latin sebagai persona. Trinitas dijelaskan sebagai "dogma sentral dari teologi Kristen". Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen, seperti: Katolik, Protestan, dan Ortodoks.
            Allah Bapa adalah pencipta langit dan bumi serta seisinya. Dia berada dalam surga. Dia maha kasih terhadap hambanya dan selalu menampakkan dirinya kepada hambanya. Seperti terdapat pada keluaran 3; 1-16. Dimana tuhan menampakkan diri kepada Musa. Tujuan tuhan menampakkan diri adalah menunjukkan siapa Dia dan apa yang dilakukan-Nya. Namun penampakan tuhan dengan cara itu masih dapat menimbulkan keraguan akan adanya tuhan. Puncaknya adalah Allah turun kedunia dengan cara hadir dalam diri Yesus Kristus sebaagi tanda kasih-Nya.
            Allah Putera sebagaimana termaktub dalam kredo ““Dan akan Yesus Kristus PutraNya yang tunggal, Tuhan kita” .Secara umum umat kristiani meyakini bahwa Yesus Kristus itu sebagai Tuhan. Yesus Kristus diyakini sebagai penebus dosa manusia didunia, ia juga hadir untuk melawan kejahatan dimuka bumi ini. Yesus Kristus lahir dari perawan Maria di Bethlehem menurut versi perjanjian lama dan perjanjian baru. Ia mempunya 12 orang murid yang membantunya dalam berdakwah. Untuk menunjukkan cintanya pada manusia, Yesus rela mati disalib sebagai tanda kasihnya dan tanda ketuhanannya yang diyakini oleh umat kristiani sebagai penebus dosa. Kematiannya akan diurapi sehingga diberi gelar sebagai Messiah, Al-Masih. Namun yesus selain kedudukannya sebagai tuhan, ia juga manusia biasa yang sama seperti yang lain, butuh makan, minum dan tidur. Karena yesus adalah Allah yang mendaging, artinya adalah Allah yang hadir dalam pribadi manusia. Tritunggal memang sulit untuk ditafsirkan, kaarena umat kristen sendiri jika ditanya tentang tuhan mereka mayoritas tidak mau membahasnya. Menurutnya kalau tuhan bisa digambarkan itu namanya bukan tuhan. Tetapi ada juga yang ahli dalam bidangnya berani mengupas secara taja tentang ketuhanan dalam kristen ini.
 Menurut ajaran Kristiani, seorang Kristen memiliki Roh Kudus di dalam dirinya. Roh tersebut berfungsi sebagai penolong, pemimpin, penghibur, dan teman yang setia. Roh Kudus menuntun umat Kristiani agar hidup sejalan dengan kehendak Tuhan. Roh Kudus juga merupakan penghubung antara umat Kristiani dengan Allah. Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan Allah Putera. Apabila seseorang yang dipenuhi dengan Roh Kudus, maka ia akan memiliki apa yang disebut dengan “Kehidupan Berahmat”. Dan ia juga terhindar dari dosa sekecil apapun. Serta orang tersebut memiliki suatu kehidupan yang Adikrodrati karena Roh Kudus sudah ada dalam dirinya, bahkan Bapa dan Putera pun ada dalam diri orang tersebut.
B.2 Yahudi
Konsep ketuhanan agama yahudi secara ketat didasarkan pada Unitarian monoteisme. Doktrin ini mengekspresikan kepercayaan kepada satu Tuhan. Konsep tuhan yang mengambil beberapa bentuk (misalnya Trinitas) dianggap bida’ah dalam Judaisme. Dalam doa secara utuh dalam hal mendefinisikan Tuhan adalah Shema Yisrael, awalnya muncul di dalam Alkitab Ibrani: "Dengarkan O Israel, Tuhan adalah Allah kita, Tuhan adalah satu", juga diterjemahkan sebagai "Dengarkan O Israel, Tuhan kami adalah Allah, Tuhan adalah yang tunggal "
Namun dalam perkembangannya, agama Yahudi juga meyakini bahwa Alloh memiliki anak, yaitu Uzair ( Ezra ). Uzair adalah seorang sholih yang hafal kitab Taurat, kemudian Alloh mematikannya selama 100 ta-hun. Ketika dihidupkan kembali setelah kematiannya itu, kitab Taurat te-lah musnah karena serbuan dari Bukhtunshir. Maka Uzair membawa bukti akan keberadaan dirinya dengan memaparkan hafalan Tauratnya. Ketika itulah uorang-orang Yahudi mengkultuskannya dengan anggapan, kalau Nabi Musa  datang kepada mereka membawa Taurat dalam bentuk kitab maka ia diyakini sebagai Rosul utusan Alloh, sedangkan Uzair datang membawa Taurat dengan tanpa kitab, yaitu hanya dengan hafalannya, ma ka Uzair lebih  , lalu mereka me-yakini Uzair lebih tinggi kedudukannya daripada Musa  sebagai anak Alloh, dan mereka pun menyembahnya. Ada pun Uzair berlepas diri dari perbuatan syirik kaum Yahudi ( Bani Isroil)
B.3 Hindu
Konsep ketuhanan yang paling banyak dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda, Agama Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya (ateisme, panteisme, henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui.
Konsep monoteisme tersebut dikenal sebagai filsafat Adwaita Wedanta yang berarti "tak ada duanya". Selayaknya konsep ketuhanan dalam agama monoteistik
Agama Hindu diduga memiliki konsep ateisme (terdapat dalam ajaran Samkhya) yang dianggap positif oleh para teolog/sarjana dari Barat. Samkhya merupakan ajaran filsafat tertua dalam agama Hindu yang diduga menngandung sifat ateisme. Filsafat Samkhya dianggap tidak pernah membicarakan Tuhan dan terciptanya dunia beserta isinya bukan karena Tuhan, melainkan karena pertemuan Purusha dan Prakirti, asal mula segala sesuatu yang tidak berasal dan segala penyebab namun tidak memiliki penyebab. Oleh karena itu menurut filsafat Samkhya, Tuhan tidak pernah campur tangan.
B.4 Budha
            Agama Buddha menekankan Pragmatis, yaitu : Mengutamakan tindakan-tindakan cepat dan tepat yang lebih diperlukan di dalam menyelamatkan hidup seseorang yang tengah gawat dan bukan hal-hal lainnya yang kurang praktis, berbelit-belit, bertele-tele dan kurang penting. Buddha tidak pernah menghabiskan waktu untuk perkara-perkara spekulatif tentang alam semesta karena hal ini kecil nilainya bagi pengembangan spiritual menuju Kebahagiaan Sejati. Hal ini dapat kita lihat pada kisah, orang yang tertembak anak panah beracun, yang menolak untuk mencabutnya sebelum dia tahu siapa yang memanahnya, kenapa panah itu ditembakkan, dari mana anak panah itu ditembakkan. Pada saat semua pertanyaannya terjawab, dia sudah akan mati lebih dahulu. (Cula-Malunkyovada Sutta, Majjhima Nikaya 63) Sutra tersebut mengajarkan kita memiliki pemahaman yang rasional, efektif, efisien, cerdas dan bijaksana dalam kehidupan spiritual umat manusia agar tindakan cepat dan tepat segera diutamakan, tanpa membuang-buang waktu lagi. Dalam mengulas konsep tersebut kita tidak dapat melepaskan 4 (empat) rumusan Kebenaran, yaitu
1.     Ada awal ada akhir
Kebenaran ini menjelaskan ada awal dalam proses pembentukan, pembuatan dan kejadian. Seperti Pembuatan meja. Ada proses pengerjaan kayu-kayu dibentuk, dihubungkan dan difinishing sehingga terbentuk meja kayu dengan empat pondasinya atau bentuk desain lainnya. Ada Akhir dalam hal ini ada kehancuran, kelapukan. Jadi, dengan berjalannya proses waktu, meja tersebut dapat rusak, hancur atau diolah lagi dalam bentuk lainnya. Seperti meja tersebut dimakan rayap, dijadikan kayu bakar atau dijadikan pondasi. Maka pada saat bentuk berubah kita mengatakan akhir keberadaan dari apa yang kita namakan meja tersebut.
2.     Ada awal Tanpa Akhir
Kebenaran jenis ini, seperti Bilangan asli yang selalu diawali dengan angka 1 dan angka selanjutnya tanpa batas. Kita tidak dapat mengakhiri pada angka tertentu. Meskipun penghitungannya angka tersebut sudah sedemikian besar.
3.     Tanpa Awal ada Akhir
Kebenaran jenis ini, contohnya adalah keberadaan kehidupan manusia. Apabila kita telusuri awal keberadaan manusia kita tidak akan menemukan suatu jawaban yang pasti. Pada saat kita menarik kebelakang. Orang pasti memiliki ayah dan ibu. Ayah dan Ibu pun memiliki ayah dan ibunya lagi. Terus kita tarik baik dari sisi ibu maupun dari sisi ayah kita tidak akan menemukan titik yang tepat. Meskipun dalam agama tertentu. Ada keberadaan awal manusia.
4.     Tanpa Awal Tanpa Akhir
Kebenaran jenis ini dapat kita lihat dalam Udana Nikaya :
 “Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.



C.    Konsep Ketuhanan Dalam Islam
Esensi Tuhan dalam ajaran islam adalah Esa(tunggal) yakni Allah yang Maha Esa, tidak ada yang mengingkari ke-Esa-an Allah. Dan sejak Azali Allah telah ada, Dia tidak mati dan tidak pula ada akhirnya. Karena Allah memang selalu ada dan akan terus ada. Disisi lain ketika islam turun yang di bawa oleh Nabi Muhammad yang di ajarkan pertama kali adalah tauhid, selama 13 tahun beliau mengajarkannya di kota makkah. Beliau mengubah umat yang terpecah belah menjadi umat yang bersatu, membawa umat yang tenggelam dalam kemusyrikan menjadi umat yang bertauhid yang meng-Esa-kan Allah swt sebagai tuhan umat islam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Itulah ajaran pertama islam dimana umatnya diwajibkan untuk mentauhidkan Allah swt sebagai pencipta, pelindung dan sesembahan yang berhak untuk disembah. Dalam bahasa ilmiah dikenal dengan Monoteisme yaitu mempercayai adanya satu tuhan. Tentunya lawan dari monoteisme adalah politeisme yakni percaya lebih dari satu tuhan. Paham monoteisme inilah yang dianut oleh umat islam dalam beragama. Islam sebagai agama samawi yang diyakini oleh umatnya sangat menjunjung tinggi ke-Esa-an tuhan. Para ulama salafiayah yang ahli dalam bidang ini pun mengajarkan bahwa dalam islam tidak ada sekutu bagi Allah dan barangsiapa yang tidak percaya akan ke-Esa-anNya maka ia sungguh telah berbuat syirik.
Dalam Islam juga diajarkan bahwa Allah memiliki sifat sifat wajib, yaitu, ada, terdahulu,kekal, tidak serupa dengan makhluknya,berdiri dengan sendirinya, Esa, Kuasa, Mengetahui , hidup, mendengar dan maha melihat. Selain itu dalam islam juga diperkenalkan bahwa Allah memiliki 99 nama atau yang lebih dikenal dengan asmaul husna, nama nama Allah tersebut juga merupakan sifat sifat dari allah, mulai dari maha pengasih , maha penyayang hingga maha sabar.