BAB I
A.
Sejarah Pemikiran Manusia Tentang
Tuhan
Pada mulanya, manusia menciptakan
satu Tuhan yang me- rupakan Penyebab Pertama bagi segala sesuatu dan Penguasa
langit dan bumi. Dia tidak terwakili oleh gambaran apa pun dan tidak memiliki
kuil atau pendeta yang mengabdi kepadanya. Dia terlalu luhur untuk ibadah
manusia yang tak memadai. Perlahan- lahan dia memudar dari kesadaran umatnya.
Dia telah menjadi begitu jauh sehingga mereka memutuskan bahwa mereka tidak
lagi menginginkannya. Pada akhirnya dia dikatakan telah menghilang.
Telah ada suatu monoteisme primitif
sebelum manusia mulai menyembah banyak dewa. Pada awalnya mereka mengakui hanya
ada satu Tuhan Tertinggi, yang telah menciptakan dunia dan menata urusan
manusia dari kejauhan. Kepercayaan terhadap satu Tuhan Tertinggi (kadang-
kadang disebut Tuhan Langit, karena dia diasosiasikan dengan ketinggian) masih
terlihat dalam agama suku-suku pribumi Afrika. Mereka mengungkapkan kerinduan
kepada Tuhan melalui doa; percaya bahwa dia mengawasi mereka dan akan menghukum
setiap dosa.
Menurut pemikiran barat, ada 5
proses perkembangan pemikiran manusia tentang tuhan , yaitu dinamisme ,
animisme, politeisme , henoteisme dan terakhir monoteisme .
Dinamisme adalah paham dimana dulu
manusia percaya pada kekuatan magis dalam bentuk benda benda yang dianggap
keramat . Menurut paham
ini manusia sejak jaman primitive telah mengakui adanya kekuatan yang
berpengaruh dalam kehidupan. Mula-mula sesuatu yang berpengaruh tersebut
ditujukan kepada benda. Setiap benda mempunyai pengaruh kepada manusia ada yang
pengaruh positif adapula yang pengaruh negative. Kekuatan yang ada pada benda
disebut dengan nama yang berbeda-beda, seperti mana (Melanesia), tuah
(melayu), dan syakti (India). Mana adalah kekuatan yang gaib yang tidak
dapat dilihat atau diindrakan dengan panca indra. Oleh karena itu dianggap
sebagai suatu yang misterius. Miskipun mana tidak dapat diindrakan, tetapi
dapat dirasakan pengaruhnya.
Animisme adalah paham yang
mengajarkan mempercayaai adanya roh dalam hidup . Oleh
masyarakat primitive, roh dipercaya sebagai sesuatu yang aktif sekalipun
bendanya telah mati. Roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai
rasa senang, rasa tidak senang, serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh akan
senang apabila kebutuhannya dipenuhi. Menurut kepercayaan ini agar manusia
tidak terkenan efek negative dari roh-roh tersebut, manusia harus menyediakan
kebutuhan roh. Saji-sajian berdasarkan petuah dukun adalah salah satu usaha
untuk memenuhi kebutuhan roh.
Politeisme adalah paham yang mempercayai dan menganggap banyak dewa
sebagai Tuhan, sehingga dewa tersebut dipuja dan disembah oleh manusia .
Sedangkan henoteisme adalah dari banyak dewa , kemudian dipilih dewa yang
paling kuat dan dianggap sebagai Tuhan. Terakhir adalah monoteisme. Monoteisme
adalah paham yang percaya hanya pada satu tuhan untuk seluruh manusia.
Menciptakan tuhan tuhan – tuhan telah sejak lama dilakukan oleh manusia.
Ketika satu ide keagamaan tidak lagi efektif, maka ia segera akan diganti.
Ide-ide ini diam-diam sirna, seperti ide tentang Tuhan Langit, tanpa
menimbulkan banyak kegaduhan. Dalam era kita sekarang ini, banyak orang akan
mengatakan bahwa Tuhan yang telah disembah berabad-abad oleh umat Yahudi,
Kristen, dan Islam telah menjadi sejauh Tuhan Langit. Sebagian lainnya bahkan dengan
terang-terangan mengklaim bahwa Tuhan telah mati. Yang jelas dia tampak telah
sirna dari kehidupan semakin banyak orang, terutama di Eropa Barat. Mereka
berbicara tentang suatu "lubang yang pernah diisi oleh Tuhan" dalam
kesadaran mereka karena, meski tampak tak relevan bagi sekelompok orang, dia
telah memainkan peran krusial dalam sejarah kita dan merupakan salah satu
gagasan terbesar umat manusia sepanjang masa. Untuk memahami apa yang telah
hilang dari kita itu—jika memang dia telah hilang—kita perlu melihat apa yang
dilakukan manusia ketika mereka mulai menyembah Tuhan ini, apa maknanya, dan
bagaimana dia dipahami. Untuk melakukan itu, kita perlu menelusuri kembali
dunia kuno Timur Tengah, tempat gagasan tentang Tuhan kita secara perlahan
tumbuh sekitar 14.000 tahun silam.
B. Konsep Ketuhanan Dalam Beberapa
Perspektif Kepercayaan dan Agama
B.1 Kristen
Konsep
ketuhanan dalam agama kristen adalah Trinitas. Tritunggal atau Trinitas adalah doktrin Iman Kristen
yang mengakui Satu Allah Yang Esa,
namun hadir dalam Tiga Pribadi: Allah Bapa
dan Putra dan Roh Kudus,
di mana ketiganya adalah sama esensinya, sama kedudukannnya, sama kuasanya, dan
sama kemuliaannya. Istilah Tritunggal
mengandung arti tiga Pribadi dalam satu kesatuan esensi Allah. Istilah
"pribadi" dalam bahasa Yunani adalah hupostasis, diterjemahkan
ke Latin sebagai persona. Trinitas dijelaskan sebagai "dogma
sentral dari teologi Kristen".
Doktrin ini diterima oleh mayoritas aliran-aliran Kristen, seperti: Katolik,
Protestan, dan Ortodoks.
Allah Bapa adalah pencipta langit
dan bumi serta seisinya. Dia berada dalam surga. Dia maha kasih terhadap
hambanya dan selalu menampakkan dirinya kepada hambanya. Seperti terdapat pada
keluaran 3; 1-16. Dimana tuhan menampakkan diri kepada Musa. Tujuan tuhan
menampakkan diri adalah menunjukkan siapa Dia dan apa yang dilakukan-Nya. Namun
penampakan tuhan dengan cara itu masih dapat menimbulkan keraguan akan adanya
tuhan. Puncaknya adalah Allah turun kedunia dengan cara hadir dalam diri Yesus
Kristus sebaagi tanda kasih-Nya.
Allah Putera sebagaimana termaktub
dalam kredo ““Dan akan Yesus Kristus PutraNya yang tunggal, Tuhan kita”
.Secara umum umat kristiani meyakini bahwa Yesus Kristus itu sebagai Tuhan.
Yesus Kristus diyakini sebagai penebus dosa manusia didunia, ia juga hadir
untuk melawan kejahatan dimuka bumi ini. Yesus Kristus lahir dari perawan Maria
di Bethlehem menurut versi perjanjian lama dan perjanjian baru. Ia mempunya 12
orang murid yang membantunya dalam berdakwah. Untuk menunjukkan cintanya pada
manusia, Yesus rela mati disalib sebagai tanda kasihnya dan tanda ketuhanannya
yang diyakini oleh umat kristiani sebagai penebus dosa. Kematiannya akan
diurapi sehingga diberi gelar sebagai Messiah, Al-Masih. Namun yesus
selain kedudukannya sebagai tuhan, ia juga manusia biasa yang sama seperti yang
lain, butuh makan, minum dan tidur. Karena yesus adalah Allah yang mendaging,
artinya adalah Allah yang hadir dalam pribadi manusia. Tritunggal memang sulit
untuk ditafsirkan, kaarena umat kristen sendiri jika ditanya tentang tuhan
mereka mayoritas tidak mau membahasnya. Menurutnya kalau tuhan bisa digambarkan
itu namanya bukan tuhan. Tetapi ada juga yang ahli dalam bidangnya berani
mengupas secara taja tentang ketuhanan dalam kristen ini.
Menurut ajaran Kristiani, seorang Kristen memiliki Roh Kudus di dalam
dirinya. Roh tersebut berfungsi sebagai penolong, pemimpin, penghibur, dan
teman yang setia. Roh Kudus menuntun umat Kristiani agar hidup sejalan dengan kehendak Tuhan. Roh Kudus juga merupakan
penghubung antara umat Kristiani dengan Allah. Roh Kudus keluar dari Allah Bapa
dan Allah Putera. Apabila seseorang yang dipenuhi dengan Roh Kudus, maka ia
akan memiliki apa yang disebut dengan “Kehidupan Berahmat”. Dan ia juga
terhindar dari dosa sekecil apapun. Serta orang tersebut memiliki suatu
kehidupan yang Adikrodrati karena Roh Kudus sudah ada dalam dirinya, bahkan
Bapa dan Putera pun ada dalam diri orang tersebut.
B.2 Yahudi
Konsep ketuhanan agama yahudi secara
ketat didasarkan pada Unitarian monoteisme. Doktrin ini mengekspresikan
kepercayaan kepada satu Tuhan. Konsep tuhan yang mengambil beberapa bentuk
(misalnya Trinitas) dianggap bida’ah dalam Judaisme. Dalam doa secara utuh
dalam hal mendefinisikan Tuhan adalah Shema Yisrael, awalnya muncul di dalam
Alkitab Ibrani: "Dengarkan O Israel, Tuhan adalah Allah kita, Tuhan adalah
satu", juga diterjemahkan sebagai "Dengarkan O Israel, Tuhan kami
adalah Allah, Tuhan adalah yang tunggal "
Namun dalam perkembangannya, agama
Yahudi juga meyakini bahwa Alloh memiliki anak, yaitu Uzair ( Ezra ). Uzair
adalah seorang sholih yang hafal kitab Taurat, kemudian Alloh mematikannya
selama 100 ta-hun. Ketika dihidupkan kembali setelah kematiannya itu, kitab
Taurat te-lah musnah karena serbuan dari Bukhtunshir. Maka Uzair membawa bukti
akan keberadaan dirinya dengan memaparkan hafalan Tauratnya. Ketika itulah uorang-orang Yahudi mengkultuskannya dengan
anggapan, kalau Nabi Musa datang kepada
mereka membawa Taurat dalam bentuk kitab maka ia diyakini sebagai Rosul utusan
Alloh, sedangkan Uzair datang membawa Taurat dengan tanpa kitab, yaitu hanya
dengan hafalannya, ma ka Uzair lebih ,
lalu mereka me-yakini Uzair lebih tinggi kedudukannya daripada Musa sebagai anak Alloh, dan mereka pun
menyembahnya. Ada pun Uzair berlepas diri dari perbuatan syirik kaum Yahudi (
Bani Isroil)
B.3 Hindu
Konsep ketuhanan yang paling banyak
dipakai adalah monoteisme (terutama dalam Weda, Agama Hindu Dharma dan Adwaita Wedanta), sedangkan konsep lainnya
(ateisme, panteisme, henoteisme, monisme, politeisme) kurang diketahui.
Konsep monoteisme tersebut dikenal
sebagai filsafat Adwaita Wedanta yang berarti "tak ada
duanya". Selayaknya konsep ketuhanan dalam agama monoteistik
Agama Hindu diduga memiliki konsep ateisme (terdapat dalam ajaran Samkhya) yang dianggap positif oleh para
teolog/sarjana dari Barat. Samkhya merupakan ajaran filsafat tertua
dalam agama Hindu yang diduga menngandung sifat ateisme. Filsafat Samkhya dianggap tidak
pernah membicarakan Tuhan dan terciptanya dunia beserta isinya bukan karena Tuhan, melainkan karena pertemuan Purusha dan Prakirti, asal mula segala sesuatu yang
tidak berasal dan segala penyebab namun tidak memiliki penyebab. Oleh karena
itu menurut filsafat Samkhya, Tuhan tidak pernah campur tangan.
B.4 Budha
Agama
Buddha menekankan Pragmatis, yaitu : Mengutamakan tindakan-tindakan cepat dan
tepat yang lebih diperlukan di dalam menyelamatkan hidup seseorang yang tengah
gawat dan bukan hal-hal lainnya yang kurang praktis, berbelit-belit,
bertele-tele dan kurang penting. Buddha tidak pernah menghabiskan waktu untuk
perkara-perkara spekulatif tentang alam semesta karena hal ini kecil nilainya
bagi pengembangan spiritual menuju Kebahagiaan Sejati. Hal ini dapat kita lihat
pada kisah, orang yang tertembak anak panah beracun, yang menolak untuk
mencabutnya sebelum dia tahu siapa yang memanahnya, kenapa panah itu
ditembakkan, dari mana anak panah itu ditembakkan. Pada saat semua
pertanyaannya terjawab, dia sudah akan mati lebih dahulu. (Cula-Malunkyovada
Sutta, Majjhima Nikaya 63) Sutra tersebut mengajarkan kita memiliki pemahaman
yang rasional, efektif, efisien, cerdas dan bijaksana dalam kehidupan spiritual
umat manusia agar tindakan cepat dan tepat segera diutamakan, tanpa
membuang-buang waktu lagi. Dalam mengulas konsep tersebut kita tidak dapat
melepaskan 4 (empat) rumusan Kebenaran, yaitu
1.
Ada awal ada akhir
Kebenaran ini
menjelaskan ada awal dalam proses pembentukan, pembuatan dan kejadian. Seperti
Pembuatan meja. Ada proses pengerjaan kayu-kayu dibentuk, dihubungkan dan
difinishing sehingga terbentuk meja kayu dengan empat pondasinya atau bentuk
desain lainnya. Ada Akhir dalam hal ini ada kehancuran, kelapukan. Jadi, dengan
berjalannya proses waktu, meja tersebut dapat rusak, hancur atau diolah lagi
dalam bentuk lainnya. Seperti meja tersebut dimakan rayap, dijadikan kayu bakar
atau dijadikan pondasi. Maka pada saat bentuk berubah kita mengatakan akhir
keberadaan dari apa yang kita namakan meja tersebut.
2. Ada
awal Tanpa Akhir
Kebenaran jenis ini,
seperti Bilangan asli yang selalu diawali dengan angka 1 dan angka selanjutnya
tanpa batas. Kita tidak dapat mengakhiri pada angka tertentu. Meskipun
penghitungannya angka tersebut sudah sedemikian besar.
3. Tanpa
Awal ada Akhir
Kebenaran jenis ini,
contohnya adalah keberadaan kehidupan manusia. Apabila kita telusuri awal
keberadaan manusia kita tidak akan menemukan suatu jawaban yang pasti. Pada
saat kita menarik kebelakang. Orang pasti memiliki ayah dan ibu. Ayah dan Ibu
pun memiliki ayah dan ibunya lagi. Terus kita tarik baik dari sisi ibu maupun
dari sisi ayah kita tidak akan menemukan titik yang tepat. Meskipun dalam agama
tertentu. Ada keberadaan awal manusia.
4.
Tanpa Awal Tanpa Akhir
Kebenaran jenis ini
dapat kita lihat dalam Udana Nikaya :
“Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
“Ketahuilah Para Bhikkhu, Ada sesuatu Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak. Wahai para Bhikkhu, apabila Tidak ada Yang Tidak Dilahirkan, Yang Tidak Menjelma, Yang Tidak Diciptakan, Yang Mutlak, maka tidak akan mungkin kita dapat bebas dari kelahiran, penjelmaan, pembentukan, pemunculan dari sebab yang lalu.
C.
Konsep
Ketuhanan Dalam Islam
Esensi
Tuhan dalam ajaran islam adalah Esa(tunggal) yakni Allah yang Maha Esa, tidak
ada yang mengingkari ke-Esa-an Allah. Dan sejak Azali Allah telah ada, Dia
tidak mati dan tidak pula ada akhirnya. Karena Allah memang selalu ada dan akan
terus ada. Disisi lain ketika islam turun yang di bawa oleh Nabi Muhammad yang
di ajarkan pertama kali adalah tauhid, selama 13 tahun beliau mengajarkannya di
kota makkah. Beliau mengubah umat yang terpecah belah menjadi umat yang
bersatu, membawa umat yang tenggelam dalam kemusyrikan menjadi umat yang
bertauhid yang meng-Esa-kan Allah swt sebagai tuhan umat islam. Tidak ada
sekutu bagi-Nya. Itulah ajaran pertama islam dimana umatnya diwajibkan untuk
mentauhidkan Allah swt sebagai pencipta, pelindung dan sesembahan yang berhak
untuk disembah. Dalam bahasa ilmiah dikenal dengan Monoteisme yaitu
mempercayai adanya satu tuhan. Tentunya lawan dari monoteisme adalah politeisme
yakni percaya lebih dari satu tuhan. Paham monoteisme inilah yang dianut oleh
umat islam dalam beragama. Islam sebagai agama samawi yang diyakini oleh
umatnya sangat menjunjung tinggi ke-Esa-an tuhan. Para ulama salafiayah yang
ahli dalam bidang ini pun mengajarkan bahwa dalam islam tidak ada sekutu bagi
Allah dan barangsiapa yang tidak percaya akan ke-Esa-anNya maka ia sungguh
telah berbuat syirik.
Dalam
Islam juga diajarkan bahwa Allah memiliki sifat sifat wajib, yaitu, ada,
terdahulu,kekal, tidak serupa dengan makhluknya,berdiri dengan sendirinya, Esa,
Kuasa, Mengetahui , hidup, mendengar dan maha melihat. Selain itu dalam islam
juga diperkenalkan bahwa Allah memiliki 99 nama atau yang lebih dikenal dengan
asmaul husna, nama nama Allah tersebut juga merupakan sifat sifat dari allah,
mulai dari maha pengasih , maha penyayang hingga maha sabar.